Plak
merupakan penyebab local dan utama terbentuknya penyakit gigi dan mulut yang
lain seperti karies (lubang gigi), kalkulus (karang gigi), gingivitis (radang pada
gusi), periodontitis (radang pada jaringan penyangga gigi). Oleh karena plak tidak
dapat dihindari pembentukannya,maka lama kelamaan akan menyebabkan infeksi pada
gigi dan gusi.
Lokal infeksi
adalah infeksi local pada anggota tubuh yang dapat menyebabkan infeksi atau kumpulan
gejala sakit pada anggota tubuh lain melalui pembuluh darah. Fokalinfeksi terjadi
ketika mikroorganisme yang berasal dari rongga mulut dan gigi menyebabkan infeksi
atau penyakit tubuh yang lain. Infeksi di akar gigi maupun di jaringan penyangga
gigi melibatkan lebih dari 350 bakteri dan mikroorganisme.Karena letak infeksinya
sangat dekat dengan pembuluhdarah, produk bakteri berupa toksin dapat menyebar ke
seluruh tubuh (Gunadi, 2006).
Bakteri
rongga mulut dapat menyebar melalui aliran darah, disebut bakteriemia.Yang
menyebar bias bakteri itu sendiri maupun racun yang dihasilkannya
(endotoxin/exotoxin).Beberapa penelitian mengenai Bakteriemia diamati pada 100%
pasien setelah cabut gigi, 70% setelah pembersihan karang gigi, pada 55%
setelah pembedahan gigi geraham bungsu,20% setelah perawatan akar gigi, dan 55%
setelah operasi amandel.
Gigi dan gusi sebetulnya
tidak melekat erat, melainkan ada celah sekitar 1-2 mm disebut kantung gusi
(sulcus gingiva). Daerah inilah yang paling rentan terjadi infeksi bakteri dan peradangan,
sehingga timbul penyakit periodontal. Tanda-tandanya; gusi memerah, bengkak,
mudah berdarah, mungkin disertai kegoyahan gigi. Grossi dan Genco (1998)
mengemukakan 17 macam penyakit sistemik yang berhubungan langsung dengan penyakit
periodontal, termasuk penyakit gula,jantung, kanker dan stroke. Hal ini terjadi
karena kebersihan mulutnya lebih jelek dibanding pasien normal
Kuman
dari gigi yang terinfeksi telah mencapai jantung, paru, dan system kapiler darah
tepi. Pada kondisi kesehatan mulut normal, hanya sejumlah kecil bakteri fakultatif
dan tidak membahayakan masuk kedalam aliran darah.Namun, pada kondisi kebersihan
mulut jelek, jumlah bakteri pada permukaan gigi meningkat 2 - 10 kali
lipat.Sehingga peluang terjadinya bakteriemia juga lebih besar. Kecuali lewat bakteriemia,
adanya rangkaian reaksi imunologis yang dipicu oleh infeksi di rongga mulut,
merupakan penjelasan lain mengapa problem gigi dapat merambat ke penyakit-penyakit
serius sampai berujungkematian. Seperti dikemukakan
KetuaUmum PDGI, drg Emir M Muis, ada banyak penyakit yang berawal dari mulut dan
gigi. “Menjaga kesehatan mulut berarti juga menjaga kesehatan seluruh badan,
karena mulut adalah pintu masuk segala macam benda asing ke dalamtubuh” Selain itu,
sejumlah penelitian menunjukkan, bakteri yang terikut aliran darah bias memproduksi
sejenis enzim yang mempercepat proses pengerasan dinding pembuluh darah,
sehingga pembuluh darah menjadi tidak elastis (aterosklerosis).
“Bakteri
juga bias menempel pada lapisan lemak di pembuluh darah.Akibatnya, plak yang
terbentuk menjadi makin tebal Semua kondisi ini menghambat aliran darah ke jantung.
Hal ini berarti penyaluran sumber makanan dan oksigen ke jantung juga tersendat.Jika
berlangsung terus, jantung tak akan mampu berfungsi secara baik. Maka terjadilah
penyakit jantung yang ditakutkan banyak orang,” ujarnya. Hubungan bakteri dalam
mulut dengan penyakit kardiovaskular akhir-akhir ini banyak diteliti, terutama berkaitan dengan bakteri endokarditis
dan penyakit jantung koroner. Berdasarkan sebuah penelitian, ternyata dari sejumlah
kasus penyakit jantung, sebanyak 54 persen pasien memiliki riwayat penyakit
periodontal.
Kesehatan
gigi dan mulut menjadi sangat penting bagi anggota TNI AL yang akan melaksanakan
pendidikan, penempatan jabatan, penugasan, usulan kenaikan pangkat (UKP) dan kepentingandinas
lainnya, melalui Perkasal/101/XII/2009 tanggal 28 Desember 2009, tentang urikes
yang menyatakan bahwa sisa akar dan penyakit gusi (karanggigi) mendapat stakes
III P bahkan IV.
Langkah-langkah berikut supaya
rongga mulut kita sehat :
1. Memeriksa
gigi secara rutin.Kunjungi dokter gigi setiap 6 bulan sekali walaupun Anda tidak
merasakan sakit gigi, ini diperlukan agar dokter dapat mendeteksi lubang kecil
yang terjadi pada gigi dan dapat ditangani segera agar lubang tidak semakin besar.
2. Menyikat
gigi secara teratur dan pada waktu yang tepat. Pagi
hari setelah sarapan dan malam sebelum tidu radalah waktu yang tepat untuk menyikat
gigi, Air liur tidak banyak keluar pada waktu kita tidur, sehingga gigi akan rusak
bila Anda membiarkan sisa makanan pada gigitan pamenyikatnya.
3. Menyikat
gigi dengan cara yang benar. Walau menyikat gigi telah dilakukan secara teratur
namun bila dilakukan dengan cara yang tidak benar, tentu hasilnya tidak akan maksimal.
Cara yang benar adalah dengan menyikat kearah bawah untuk gigi depan (gigiseri)
bagian atas, menyikat gigi kearahata suntuk gigi depan bagian bawah dan menyikat
secara mendatar untuk gigi geraham, menyikat gigi hendaknya dilakukan minimal 5
menit
4. Kumur setelah makan. Menyikat gigi tidak mungkin dilakukan sehabis kita makan, maka cara terbaik adalah berkumur-kumur agar sisa makanan tidak terus menempel dan mengurangi keadaan asam dalam gigi.
4. Kumur setelah makan. Menyikat gigi tidak mungkin dilakukan sehabis kita makan, maka cara terbaik adalah berkumur-kumur agar sisa makanan tidak terus menempel dan mengurangi keadaan asam dalam gigi.
5. Gunakan
benang gigi untuk mengeluarkan sisa makanan.
Sisa makanan yang tertinggal, hendaknya tidak dikeluarkan dengan menggunakan
tusuk gigi. Penggunaan tusuk gigi dapat menyebabkan celah antar gigi semakin besar
disamping dapat menyebabkan luka pada gusi.
6. Pilih
pasta gigi yang mengandung fluoride. Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluorida.
Zat ini merupakan salah satu bahan pembentuk email gigi. Adanya zat ini dapat mencegah
pembusukan pada gigi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar